Advertisement

Minggu, 26 Juni 2016

Kejang-kejang

     Pengertian Kejang

       Semua Gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal listrik melewati saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terhadu ke abnormalan, otot-otot tubuh dapat berkontraksi secara tidak terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang.

       Tiap orang mengalami gejala yang berbeda-beda jenis atau tipe gejala yang dialami. Perbedaan ini umumnya tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan. Beberapa gejala yang dapat muncul secara mendadak meliputi :
  1. Kehilangan kesadaran untuk sementara atau sesaat dan merasa bingung ketika sadar karena tidak mengingat apa yang telah terjadi.
  2. mengiler atau mulut berbusa.
  3. Gemetaran di seluruh tubuh.
  4. Tiba-tiba jatuh.
  5. Perubahan gerakan bola mata.
  6. Perubahan suasana hati (contoh, mendadak parah, panik, kaget, dll).
  7. Mulut terasa pahit atau ada sensasi rasa logam pada mulut.
  8. Kejang otot yang disertai gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki.

       Sebagian penderita kejang kadang-kadang juga mengalami sensasi aura, yaitu indikasi peringatan sebelum terjadinya kejang-kejang. Tanda-tanda ini dapat berupa kejanggalan yang dirasakan pada tubuh, mencium aroma tertentu, atau mengecap rasa tertentu.

       Durasi kejang juga tidak sama pada setiap penderita/pasien. Ada yang mengalaminya selama beberapa detik saja atau beberapa menit. Yang terpenting segera bawa penderita kerumah sakit terdekat untuk menjalani penanganan darurat, terutama jika :
  1. Durasi kejang melebihi lima menit.
  2. Kejang berulang-ulang.
  3. Penderita tidak sadarkan diri selama lebih dari 10 menit.
  4. Ini adalah kejang pertama yang di alami penderita.

       Pada sisi lain, terdapat sebagian penderita yang hanya mengalami tangan gemetar dan tanpa kehilangan kesadaran. Bahkan terkadang ada yang kehilangan kesadaran dan terlihat seperti bengong untuk sesaat, tetapi tanpa mengalami gemetaran. Itulah kenapa kondisi kejang-kejang terkadang sulit untuk terdeteksi.

       Faktor-faktor Pemicu Kejang
       Penyebab utama kejang adalah adanya gangguan pada aktivitas sinyal listrik dalam otak. Sekitar 1 dari 10 orang yang mengalami kejang memiliki kondisi medis tertentu.

       Pemicu utama gejala ini adalah epilepsi, tapi masih ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat menyebabkan gejala ini, diantaranya :
  1. Pengaruh kondisi kesehatan tertentu, seperti gula darah yang rendah, meningitis, eklamsia, stroke, dan seperti demam (terutama ada bayi, balita, dan anak-anak).
  2. Racun akibat gigitan hewan berbisa.
  3. Pengaruh obat-obatan, contoh tramadol atau baclofen.
  4. Pola hidup yang buruk, misalnya terlalu banyak mengkonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang. Gejala putus obat atau alkohol dapat memicu kejang-kejang atau yang biasa disebut dengan sakaw.

       Meski demikian ada juga kejang yang terjadi tanpa akibat yang jelas. Kondisi ini disebut kejang idiopatik dan dapat terjadi pada semua umur. Tetapi umumnya dialami oleh anak-anak dan remaja.

       Pertolongan pertama pada penderita kejang-kejang
       Hampir semua penderita kejang akan sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Tetapi selama mengalami reaksi oto yang tidak terkendali, penderita mungkin saja dapat terluka.

Tujuan utama pertolongan pertama pada penderita kejang adalah mencegah cidera pada penderitanya, seperti terbentur atau tergores (mendapat luka).
  1. Baringkanlah penderita agar tidak jatuh, tapi jangan memindahkannya atau jangan sampai dia mengalami banyak gerakan yang memicu darahnya terhambat atau tersumbat.
  2. Letakkan alas yang empuk dibawa kepala penderita (bantal, jaket, selimut, dll).
  3. Jangan memasukan sesuatu kedalam mulut penderita (apapun itu kecuali anda memiliki pengetahuan medis).
  4. Jauhkan benda-benda berbahaya (tajam) ataupun yang berat/keras dari penderita.
  5. Jangan memakai kekerasan untuk menahan gerakan penderita.
  6. Longgarkan pakaian yang ketat, terutama didaerah dada dan leher penderita.
  7. Miringkan kepala penderita. Posisi ini akan mencegah penderita untuk menelan muntahnya jika dia memuntahkan sesuatu.
  8. Hindari menyuapi penderita dengan apapun sebelum kejang berhenti dan sadar sepenuhnya.
  9. Temani penderita sampai kejangnya berhenti atau sampai petugas medis datang (jika menelepon pihak rumah sakit)

      Setelah kejang berhenti, pastikan anda memeriksa pernapasan penderita, memberikan nafas buatan jika dibutuhkan, memantau tanda-tanda vital penderita (detak jatung), serta mencatat berapa lama waktu kejang yang terjadi dari awal ditemukan atau terjadinya kejang-kejang sampai berhenti kejang-kejang dan sampai siuman atau sadar kalau diperlukan.

       Khusus untuk bayi, balita, atau anak-anak yang mengalami kejang karena demam tinggi, jangan dimandikan dengan air dingin, gunakanlah air hanyat sebagai kompres untuk menstabilkan suhu tubuh mereka secara perlahan-lahan. Lalu anda dapat memberikan parasetamol atau obat penurun panas untuk bayi, balita, dan anak-anak lainnya setelah kejang-kejang berhenti.


Epilepsi dan Kejang
Anak-anak maupun orang dewasa yang pernah mengalami kejang di anjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. langkah ini diambil untuk mendiagnosis kemungkinan epilepsi. Dengan demikian, pengobatan atau penanggulangan dini bisa dilakukan jika positif terdiagnosis epilepsi.





Sumber : AloDokter